Bgmn Seharusnya Mengenakan dan Merawat Help Sepeda

1 comments
helm_sepeda
  1. Helm harus pas saat dikenaka
    Saat membeli helm sebaiknya helm dicoba dulu, dan disesuaikan ukurannya, lantas dikaitkan dengan baik. pastikan helm terasa nyaman dan pas saat digunakan. Untuk mencobanya bisa dengan menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, bila posisinya berubah, berarti helm itu terlalu longgar.
  2. Kencangkan ikat helm pada bagian belakang kepala.
    Helm yang sempit akan terasa sakit setelah beberapa menit dipakai.
  3. Perhatikan spon atau busa pengganjal.
    Karena sering digunakan dan mendapatkan tekanan, dalam kurun waktu tertentu spon akan menjadi kempis yang menyebabkan helm menjadi longgar.
  4. Perhatikan masa kadaluarsa helm
    Selalu perhatikan kondisi helm, karena helm juga ada masa kadaluarsanya
  5. Membersihkan helm.
    Bersihkan helm dalam keadaan kering, jangan disiram air. selanjutnya dilap dengan lap basah, lantas dikeringkan dengan kain lembut.
  6. Helm harus kering.
    Helm yang sudah terlanjur basah jangan dijemur langsung dibawah sinar matahari langsung, cukup di jemur di dalam ruangan.
  7. Hindari penggunaan zat kimia yang dapat merusak stereofoam
    Karena bagian dalam helm terbuat dari stereofoam, maka jauhi zat kimia yang mungkin dapat merusak bagian dalam helm tersebut, misalkan bensin atau solar.

cara-pakai-helm-sepeda-yang-baik-dan-benar



Sumber : thingsbike.com

Tips Memilih Sarung Tangan Untuk Sepeda

0 comments
Apakah perbedaan dari disain sarung tangan sepeda. Sarung tangan pengendara sepeda bukan saja sebagai pelindung, tetapi memiliki fungsi sebagai peredam getaran ketika berkendara di medan keras, serta menghindari tangan tergelincir atau lepas dari stang sepeda.


Tertutup (Full Fingers) atau separuh jari (Fingerless)


Walaupun disain dan modelnya hampir mirip. Sarung tangan sepeda dibagi atas 2 model yaitu menutup sampai ke jari atau hanya menutup separuh bagian jari tangan. Perbedaan dari fungsi sarung tangan di kedua model, tergantung seberapa berbahayanya medan yang akan dilewati. Ketika pengendara jatuh, tangan biasanya menjadi pelindung utama arah jatuh. Bagian tangan dan siku yang mengarahkan dan menahan badan ketika pengendara jatuh. Gesekan di medan keras akan melukai kulit, sehingga dibutuhkan pelindung pada tangan untuk biker sepeda gunung.
Butuh perlindungan extra untuk tangan, sebaiknya mengunakan penutup penuh sampai jari. Kekurangannya adalah kurang nyaman di medan biasa, bahkan relatif lebih panas dibandingkan sarung tangan dengan ukuran separuh jari. Hindari bahan murah yang tidak memiliki ventilasi pada sarung tangan. Beberapa produk dari pabrikan terkenal memiliki solusi tersebut, dengan mengunakan 2 bahan berbeda antara bagian dalam dan luar dari sarung tangan.
Udara dingin, pilihan pelindung penuh lebih baik

Melihat fungsi lain adalah kondisi suhu medan. Bila melalui medan yang sangat dingin (daerah pengunungan), sebaiknya mengunakan sarung tangan atau glove secara penuh pada pelindung jari. Walaupun pemakaian yang satu ini memang tergantung dari daya tahan si  pengendara. Pilihan bisa saja mengunakan glove dengan ukuran separuh jari.
Tetapi untuk medan atau jalur berbatu dan kondisi basah. Akan sangat aman mengunakan disain sarung tangan dengan full size untuk melindungi jari tangan secara penuh.
Gel untuk glove atau biasa, Gel memiliki fungsinya sebagai peredam getaran

Bagian terpenting pada disain glove atau sarung tangan sepeda gunung. Bila diperhatikan ada 2 model yaitu tipe biasa dan pelapis gel.
Untuk glove dengan disain biasa, umumnya pada bagian telapak tangan dibuat lebih tebal. Mengingat sarung tangan akan melindungi tangan , khususnya telapak tangan ketika menyentuh tanah. Bagian ini dibuat lebih tebal dan kuat.
Tetapi ada satu tambahan lain yaitu disisipkannya sejenis Gel. Disain gloves gel atau memiliki pelindung gel umumnya lebih mahal. Mengapa dibutuhkan gel pada sarung tangan pengendara. Kuncinya adalah meredam getaran handlebar atau stang sepeda ketika melewati medan kasar / ekstrem /  berbatu. Terlihat sederhana, mungkin bagi sebagian orang mampu menikmati getaran dalam waktu tertentu. Tetapi untuk sebagian orang, medan berat merupakan penderitaan yang berkelanjutan sepanjang jalan. 1 menit menahan pukulan stang pada telapak tangan bisa saja tahan, bagaimana dengan 3 , 5 atau 10 menit secara terus menerus. Secara perlahan pengendara akan merasakan nyeri dibagian telapak tangan.
Bisa dibayangkan posisi tangan harus menahan tekanan stang karena dorongan shock bagian depan. Ibaratkan saja tangan anda yang dipukul dengan stang dirumah, tetapi secara terus menerus dalam waktu lama.
Kami mengetahui masalah ini dari rekan rekan yang mencoba jalur makadam /  berbatu. Getaran pada stang membuat lengan , siku dan telapak tangan terasa nyeri. Jangankan untuk menempatkan jari pada tangkai rem, bagian telapak tangan bahkan sulit sekali mengenggam grip atau stang sepeda. Karena getaran terjadi secara terus menerus sepanjang jalan. Disisi seperti medan ini, sarung tangan dengan pelindung gel akan sangat membantu pengendara. Sedikitnya mengurangi getaran yang sangat kuat, sehingga stang sepeda dapat tetap dikontrol.
Bila anda ingin mengunakan sarung tangan dengan pelindung Gel

Jangan salah pilih antara Gel dan Busa. Jangan percayakan bentuk sarung tangan sepeda dengan harga murah. Coba periksa dengan baik, apakah memang ada komponen gel atau sekedar busa saja. Beberapa produk lokal menampilkan disain seperti memakai komponen gel.
Ternyata pelindung pada glove sepeda tersebut hanya berisikan busa tebal, dengan ketebalan 3 sampai 4 mm. Awalnya terlihat sama, tetapi bila ditelaah lebih dalam dan diperiksa dalamnya. Baru terlihat bahwa sarung tangan tersebut hanya mengunakan busa dan bukan memakai komponen gel.
Model apa yang terbaik untuk sarung tangan sepeda

Pilihannya sangat mudah, medan seperti apa yang sering dilewati akan menentukan model sarung tangan sepeda anda. Bila medan biasa, tidak berbatu bahkan sampai on road. Sarung tangan jenis gel serta full cover finger tidak terlalu dibutuhkan.
Sisi lain, bila medan bersepeda anda memang cukup berat. Tinggal anda menganalisa sendiri, seberapa besar daya tahan anda terhadap getaran. Ingin nyaman gunakan sarung tangan dengan tambahan pelindung gel. Walau kurang nyaman ketika di medan biasa, karena terasa ganjalan pada telapak tangan. Tetapi cepat atau lambat akan terbiasa.
Apakah tipe full cover untuk melindungi jari tangan atau separuh. Kembali melihat seberapa bahayanya medan yang sering anda lalui. Untuk perlindungan penuh, pilihan pada full cover dijari tangan. Untuk kenyamanan sebaiknya gunakan sarung tangan dengan separuh jari saja.
Panas dan tidaknya bila dikenakan lama. Bebeapa disain sarung tangan atau glove mtb mengunakanbahan dengan ventilasi udara sisi atas dan sarung tangan. Beberapa model juga memiliki bahan yang nyaman sehingga membuat tidak panas.
Manfaat utama dari glove atau sarung tangan sepeda adalah keamanan

Dibawah ini adalah fungsi utama pemakaian sarung tangan sepeda. Peredam getaran. Glove untuk pengendara sepeda MTB dapat dimanfaatkan sebagai penahan getaran pada stang. Fungsi ini paling utama, getaran pada stang sepeda sangat kuat terjadi walaupun sepeda gunung mengunakan peredam pada fork atau garpu sepeda dengan sistem suspensi. Pengendara sepeda akan sulit mengetahui seberapa besar pukulan balik dari fork yang dialirkan ke stang dan tangan pengendara sepeda. Ketika tangan menjadi sangat lelah, maka gengaman pada grip handlebar juga melemah. Hal tersebut membayakan pengendara sepeda, khususnya dimedan berat seperti jalur panjang berbatu / makadam. Glove atau sarung tangan sepeda gunung berfungsi sebagai peredam getaran. Sehingga momen yang sangat berbahaya akibat lemahnya gengaman pada kemudi sepeda dapat di minimalisir.
Sarung tangan untuk pengendara sepeda gunung sangat penting. Bukan sebagai pelindung tangan saja, tetapi memiliki fungsi lebih untuk menjaga gengaman tangan dari stang kemudi.


Sumber :
http://www.goesbike.com/articles/313/1/Select-Glove-MTB-memilih-sarung-tangan-un
tuk-sepeda/Page1.html

Ukuran Frame Sepeda Yang Ideal

0 comments
Sebagai pesepeda pemula pertanyaan pertama yang muncul adalah sepeda seperti apa yang cocok / ideal? Salah satu patokan nya adalah dari ukuran framenya. Bagaimana cara menentukan ukuran frame yang idel?
Dari tips yang didapat dari sumber www.ebicycles.com, bisa diketahui ukuran frame yang ideal untuk kita. Sebagai contoh :
- Tinggi badan : 160 cm
- Tinggi Kaki Inseam : 77 cm
Maka dari tabel didapatkan ukuran frame ideal adalah : 17", tapi common size-nya 16" (warna kuning) dan ukuran crank-nya 175 mm.
Sedangkan cara untuk mengukur inseam, sebagai berikut :
  • berdiri tegak sempurna, dengan kaki merenggang sejarak bahu
  • sisipkan buku tebal (misalnya kamus) diantara kaki sampai terjepit dengan posisi buku menyentuh selangkangan
Semoga anda semua bisa menemukan ukuran frame yang ideal untuk sepeda anda.

Bicycle Frame Size Chart : Mountain Bikes, Adult
image

Bicycle Frame Size Chart : BMX Bikes
image
Bicycle Frame Size Chart : 700c Road Bikes, Adult
image

Sumber : www.ebicycles.com

Tips Memilih Jenis Sepeda

0 comments

Pernah kita di bingungkan dengan jenis-jenis sepeda yang beredar dipasaran, pada umumnya sepeda yang kita banyak beredar adalah jenis MTB atau lebih di kenal dengan sepeda gunung dan Road Bike lebih di kenal dengan Sepeda Jalan Raya.
Sepeda Gunung atau MTB masih di bagi beberapa jenis lagi misal Competitve XC, XC Trail, All Mountain, FreeRide/DownHill, Progrsive HT, Recreational XC. Sedangkan untuk Road bike atausepeda balap juga di bagi berbagi macam jenis lagi seperti Com[etitive road, Endurance, TT (time trial), Fixed Gear(single speed), Fitnes(comutte).
Secara garis besar itulah jenis sepeda yang banyak beredar, akan tetapi banyak vendor melakukan pengembangan khusus dan membuat sepeda sepeda jenis baru seperti cyclocross, dirtjumper, dan masih banyak lagi sepeda modif lainya.
Untuk mengetahui sepeda apa yang cocok dengan kebutuhan dan keinginan kita ada baiknya kita tahu diskripsi masing-masing jenis sepeda, tips ini berisi diskripsi sepeda secara global sehingga memudahkan anda memilih sepeda.
Sepeda Gunung / MTB
  • Competitive XC
    Sepeda ini biasanya tergolong ringan untuk jenis MTB, merupakan sepeda yang ringan untuk cross country (offroad). Competitive XC biasa di gunakan untuk medan offroad yang tidak terlalu menurun, sangat sesuai untuk yang menyukai kecepatan dan kekuatan dalam menjelajah medan offroads.
  • XC Trail
    Jenis sepeda yang lebih di buat untuk medan offroad yang lumayan ektrim, sepertinya turunan yang agak tajam disertai banyak tikungan, suspensi depan dan belakang biasanya lebih empuk dibandingkan dengan Competitive XC, suspensi depan dan belakang biasanya juga dapat di atur skala keras dan lembutnya.
  • All Mountain
    MTB yang kelihatan kekar di banding jenis XC lainnya, mempunyai suspensi yang lebih besar dan kuat. Sepeda ini di peruntukan untuk rider yang menyukai medan offroad yang banyak lokasi jumping. Sepeda ini cocok untuk downhill ringan dan atraksi dalam bersepeda.
  • Freeride/Downhill
    Ini sepeda yang sering kita lihat dalam kejuaraan dunia downhill, sepeda yang sangat berat untuk jenis MTB. Frame sepeda ini memang sangat berat karena downhill yang ektrim memerlukan kestabilan yang tinggi. Suspensi sepeda jenis ini mempunyai trafel depan(panjang suspensi) lebih panjang di banding sepeda MTB lain, dan yang pasti suspensi belakang adalah wajib pada sepeda tipe ini.
  • Progresive / Dirt jumper
    Lebih di perutukan untuk rider yang menyukai showoff skill atau mempertontonkan dan mengasah kemahiran dalam atraksi sepeda. Dengan bentuk frame yang terkesan lurus dari depan dan belakang.
  • Recreational XC
    Merupakan sepeda XC untuk medan cross contry yang ringan, ini merupakan sepeda yang banyak di pakai MTB saat ini dalam offroad ringan dan cross coutry.
Road Bike
  • Competitive Road
    Merupakan sepeda balap yang di peruntukan untuk kompetisi balap, dengan berat yang sangat ringan total berat sepeda bisa mencapai 5kg, Bagi yang menyukai bersepeda sehat jalan aspal ini merupakan salah satu pilihan.
  • Endurance Road
    Merupakan sepeda balap dengan frame yang lebih tahan terhadap jalan yang tidak halus semisal paving blok, sepeda dengan tipe ini cocok untuk yang meyukai tipe road yang tidak hanya aspal halus tapi jalan aspal yang jelek. Selain ringan cocok bagi penggemar kecepatan, sepeda jenis ini layak di jadikan pilihan untuk bersepeda di jalan non aspal.
  • TT (time trial)
    Inilah sesungguh sepeda balap, sangat ringan dengan aero dinamis yang di desain dengan teliti untuk terpaan angin. Sepeda balap ini banyak di gunakan untuk kompetisi Time Trial / Thriatlon yang menuntut kecepatan.
  • Single speed
    Sepeda dengan gir tunggal, cocok bersepeda kemana saja. Sepeda dengan single speed ini tidak mempunyai pengaturan kecepatan, menjadikan sepeda ini simple dan prakstis terutama untuk yang tinggal di perkotaan.
  • Commute
    Merupakan Sepeda yang di desain gabungan dari sepeda balap kelas kompetisi dan kebutuhan sehari-hari. Banyak vendor sepeda menyesuaikan mulai dari handle bar (stang), hingga komposisi ban dan rasio gir.
Dari berbagai diskripsi sepeda diatas kita mulai ada gambaran sepeda apakah yang cocok untuk kebutuhan bersepeda kita baik untuk kesehatan atau memang khusus untuk kompetisi.

Anatomi Part Sepeda

0 comments
Bagian dari Sepeda Gunung
bagian_sepeda_gunung

Komponen Sepeda

komponen_sepeda

Frame

frame_size ukuran_frame

Hub

hub_anatomi

Fork Suspension

forkmc0 anatomi_fork_shock_breaker_depan_sepeda

Crank

rantai_sepeda

Ban Sepeda

ban_sepeda

Hydraulic Disc-Brake

hydraulic_disc_brake(caliper)_anatomi

Brake Lever

anatomi_brake_lever

Hydraulic Brake Lever

anatomi_hydrulic_brave_lever

Rear Derailleur (RD)

rear_derailleur

Front Derailleur (FD)

front_deraillur_anatomi

Sumber  : dari berbagai sumber

Anatomi Sepeda

0 comments



Sejarah Sepeda Di Indonesia

0 comments
Di Indonesia, sepeda diperkenalkan oleh para penjajah di Indonesia, terutama penjajah Belanda. Pada perkembangan awalnya sepeda merupakan barang elit yang hanya dimiliki oleh para pejabat /  petinggi Belanda dan para bangsawan lokal. Seiring dengan perkembangan dan kemajuannya, sepeda menjadi alat umum yang juga banyak dimiliki oleh kalangan biasa.

Pada zaman penjajah ini pula dikenal arena balap sepeda. Bahkan balap sepeda sebetulnya sudah cukup lama dikenal di Indonesia, bahkan jauh sebelum Perang Dunia II sudah ada beberapa pembalap sepeda yang dibiayai oleh kaum pengusaha seperti perusahaan Tropical, Triumph, Hima, Mansonia dan lain-lain. Mereka dapat dikategorikan sebagai pembalap sepeda profesional. Padahal waktu itu masih jaman penjajahan Belanda. Memang perkembangan olahraga balap sepeda cukup menguntungkan waktu itu, khususnya kota Semarang menjadi pusat kegiatan balap sepeda. Oleh arsitek Ooiman dan Van Leuwen didirikanlah sebuah velodrome. Velodrome dalam bahasa Belanda disebut Wielerband, atau “Pias” dalam Bahasa Indonesia. Pada jaman Jepang boleh dikatakan kegiatan balap sepeda terhenti. Baru ketika kederdekaan diproklamasikan, para penggemar balap sepeda kembali mencoba mempopulerkan. Meski belum terorganisir dalam satu wadah, tetapi secara perseorangan kegiatan olahraga balap sepeda nampak berkembang kembali. Sebagai contoh terbukti ketika PON II/1951 berlangsung di Jakarta, balap sepeda termasuk cabang olahraga yang diperlombakan.

Ikatan Sport Sepeda Indonesia atau disingkat ISSI baru didirikan tepat pada hari peringatan Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 1956 di kota Semarang. Sebelum itu di tahun 1951, beberapa daerah sudah memiliki perkumpulan-perkumpulan balap sepeda, seperti Yogyakarta, Solo, Surabaya, Semarang, Jakarta, Medan, Manado dan Bandung. Terbentuklah perkumpulan-perkumpulan Balap Sepeda, yaitu :
  • ISSS   :  Ikatan Sport Sepeda Semarang
  • PBSD : Persatuan Balap Sepeda Djakarta
  • ISSJ   :  Ikatan Sport Sepeda Jogjakarta
  • IPSS  :  Ikatan Pembalap Sepeda Solo
  • PSBS :  Perkumpulan Sepeda Balap Surabaya
  • PBMS : Perkumpulan Balap Sepeda Medan dan Sekitarnya
  • Super Jet : Perkumpulan Balap Sepeda dari Bandung
  • PSBM : Perkumpulan Sepeda Balap Manado
Jawa Tengah yang sejak semula memang menjadi pusat kegiatan olahraga balap sepeda di tanah air, terutama di kota Semarang dengan Ikatan Sport Sepeda Semarang, merupakan sumber inspirasi kelahiran ISSI. Hal ini bertitik tolak atas keinginan untuk mempersatukan perkumpulan yang ada di seluruh Indonesia, agar pembinaan Balap Sepeda secara nasional dapat lebih mudah dilakukan. Gerakan ini didahului dengan lahirnya ROSBADT, singkatan dari Rombongan Sepeda Balap Djawa Tengah. Impian dan harapan mereka menjadi kenyataan, ketika menjelang bulan Mei 1956 di kota Semarang terbentuklah Panitia Penyelenggara Kongres dan Kejuaraan Nasional yang pertama. Kegiatan ini mendapat dukungan pejabat, baik di kalangan sipil maupun militer, yang sanggup berperan serta dalam Kongres maupun Kejurnas ISSI.

Pada tanggal 20 Mei 1956, selama empat hari penuh diadakan sidang yang dihadiri oleh organisasi-organisasi Balap Sepeda dari Semarang, Jakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Medan dan Manado yang menetapkan Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) merupakan organisasi pusat dari seluruh perkumpulan Balap Sepeda di Indonesia, yang berazazkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Amatirisme.

Tercatat dalam data, sebagai Ketua Umum PB ISSI adalah sebagai berikut :
  • S. Soeroso, Ketua Umum 1 dan pendiri PB ISSI dari tahun 1956 – 1969
  • Periode I : 1956 – 1958 – Letkol S. Soeroso.
  • Periode II : 1958 – 1960 – Letkol S. Soeroso.
  • Periode III : 1960 – 1963 – Letkol S. Soeroso.
  • Periode IV : 1963 – 1967 – Letkol S. Soeroso.
  • Periode V : 1967 – 1969 – Letkol S. Soeroso.
  • Periode VI : 1969 – 1971 – Komodor  ( L )  R. Soehardjo.
  • Periode VII : 1971 – 1973 – Brig Jend (Purn) Drs. Gatot Suwagio.
  • Periode VIII : 1973 – 1977 – Brig Jend (Purn) Drs. Gatot Suwagio.
  • Periode IX : 1978 – 1982 – Brig Jend (Purn) Drs. Gatot Suwagio.
  • Periode X : 1983 – 1987 – Harry Sapto.
  • Periode XI : 1987 – 1991 – Harry Sapto.
  • Periode XII : 1991 – 1996 – Harry Sapto.
  • Periode XIII : 1996 – 2003 – Harry Sapto.
  • Periode XIV : 2003 – 2007 – Harry Sapto.
  • Periode XV : 2008 – 2012 – Phanny Tanjung.

Referensi :
- Raditya Daniswara, Fixie, Second Hope, Jakarta, 2011

Evolusi Sepeda

0 comments

Cikal bakal sepeda yang ada sekarang ini seluruhnya hasil dari evolusi sepeda roda dua. Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda sendiri diperkirakan berasal dari Perancis. Sepeda yang kita kenal sekarang telah mengalami evolusi bentuk dari sejak awal penemuan pada tahun 1817 hingga menjadi bentuk sepeda yang kita lihat sekarang. Secara dasar sepeda memiliki bentuk yang hampir sama, hanya mungkin ada beberapa tambahan variasi yang diberikan tergantung hasil desain pabrik pembuat.
evolusi_sepeda


Tahun 1817
Draisienne (Hobby Horse)

Dikenal juga sebagai Kuda Mainan. Diciptakan oleh Karl Drais dari Jerman pada tahun 1817. Cikal bakal sepeda ini menggunakan kemudi, namun belum menggunakan pedal. Cara menggerakannya adalah dengan menapakkan kaki ke tanah seperti orang berjalan. Walau demikian, dengan kekuatan kaki, Draisienne mampu melaju 15 km/jam. Pemakai sepeda ini sedikit demi sedikit makin bertambah hinga tahun 1830-an. Tahun 1842 roda Draisienne disempurnakan dengan tambahan karet solid.


Tahun 1839


MacMillan Velocipede

Menandai babak baru desain sepeda yang digerakkan dengan kayuhan pedal. Kendaraan dua roda ini didesain oleh Kirkpatrick MacMillan, pandai besi dari Skotlandia. Penggunaan pedal menandai kemunculan kategori velocipede yang terus disempurnakan dari waktu ke waktu. Penambahan pedal memberi sumbangan inovatif bagi kebiasaan orang bersepeda pada saat itu, yakni mengurangi sentuhan kaki ke tanah.


Tahun 1860


Michaux Velocipede

Velocipede jenis ini didesain oleh Pierre dan Ernest Michaux pada tahun 1860 di Perancis. Dalam kesehariannya, Pierre Michaux bekerja memperbaiki kereta kuda, kereta bayi dan sebagainya. ia menciptakan desain velocipede yang baru saat pelanggannya datang untuk memintanya memperbaiki draisienne. Saat itulah ia betul-betul menyadari bahwa draisienne adalah kendaraan yang sangat tidak nyaman dan sulit dikendarai. Ia mencermati kesalahan-kesalahan desain draisienne saat melihat Ernest, anak laki-lakinya, mengalami kesulitan mengendarainya di jalan turunan. Ia kemudian memperbarui desain dengan suatu terobosan kreatif, yakni menghubungkan langsung roda depan dengan pedal. Ernest Michaux sendiri tercatat sebagai penemu pedal dan crank pada tahun 1861.


Tahun 1868


1868
Sepeda Balap
Sudah ada sejak lama dan merupakan hasil karya berbagai pembuat sepeda yang mengadu cepat hasil desainnya. Sejarah mencatat satu desain sepeda balap kayu beroda besi dengan ball-bearing yang memenangkan balap sepeda tingkat dunia di Parc de Saint-Cloud 31 Mei 1868. Dengan sepeda itu, pembalap Inggris, James Moore, menjadi yang tercepat di lintasan sepanjang 1,2 km. Sejak itu desain sepeda balap terus dikembangkan dan menjadi makin populer hingga resmi menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade Athena 1896.


Tahun 1869


Phantom

Diluncurkan di Inggris oleh Reynold pada tahun 1869. Bentuk dan strukturnya sudah menyerupai desain sepeda beroda besar (ordinary cycle) dengan rangka metal yang ringan, jeruji ganda di tiap ban, karet solid yang melindungi ban dan bentuk komponen lainnya.


Tahun 1870


Ariel

Hasil desain James Starley dan William Hillman (1870), diluncurkan oleh industri sepeda di Coventry, Inggris. Ariel membuka babak baru desain sepeda melalui roda depan dan belakang yang berbeda ukurannya. Perbedaan besaran roda ini untuk memperoleh akselerasi yang lebih baik dibanding jenis sebelumnya. Sebutan “Ariel” terinspirasi dari nama tokoh dalam karya sastra Shakespeare “The Tempest”, yakni tokoh yang memiliki spirit intelektualitas abadi. Ariel lebih ringan dibanding versi sepeda sebelumnya. Desain ini juga mulai menerapkan titik kemudi di garis tengah roda dan adjustable crank; kecepatannya mampu mencapai 23-24 km/jam.


Tahun 1876


Salvo
Merupakan sepeda roda tiga yang juga didesain oleh James Starley. Salvo diproduksi massal tahun 1876 oleh Coventry Lever. Oleh Starley, sepeda roda tiga ini dibuat seringan mungkin dengan penyempurnaan pada bagian mekanisme rantai jeruji ban dan gear ganda. Pada masa itu, Salvo lebih populer dibanding kereta kuda karena nyaman, ringan dikayuh dan dilengkapi lampu untuk malam hari.


Tahun 1877


Domestic Boneshaker
Dibuat di Jepang tahun 1877 dengan rangka (frame) dari besi. Bentuknya merupakan pengembangan jenis safety cycle. Ukuran sepeda diperkecil, disesuaikan dengan postur fisik orang Jepang. Diameter rodanya juga diperkecil (roda depan 36” dan roda belakang 32”), jauh lebih kecil dibanding versi velocipede.


Tahun 1878


Kangaroo

Memperkenalkan penerapan sistem gear dan elemen rem sebagaimana yang digunakan oleh jenis sepeda modern untuk pertama kali. Penggunaan rem ketika itu sangat dibutuhkan karena penyempurnaan desain, baik melallui mekanisme gear maupun perbesaran roda, menjadikan sepeda mampu melaju makin cepat dan berpotensi membahayakan pengendara. Hak paten Kangaroo dicatatkan pada tahun 1878 oleh Otto dan Wallace, sebagai sepeda yang mampu melaju cepat dengan ukuran roda depan yang lebih kecil dibanding roda depan varian desain sebelumnya.


Tahun 1879


Bayliss Thomas

Dinilai sebagai puncak penyempurnaan desain sepeda roda dua. Salah satu alasannya adalah karena sepeda ini memelopori penggunaan material pipa kosong (hollow tubing) pada rangka dan garpu (fork). Dengan pipa kosong, rangka menjadi jauh lebih ringan dibanding versi sebelumnya yang menggunakan besi solid. Sebagai catatan, berat sepeda ini hanya 22 kg dengan pedal berbahan karet dan elemen-elemen pendukung yang lebih ringan.


Lawson Model
Diproduksi tahun 1879 di Inggris oleh Harry John Lawson. Desain sepeda ini menandai awal penempatan pedal diantara roda depan dan belakang. Pedal dihubungkan dengan rantai dari tengah ke roda belakang. Selang lima tahun kemudian, model ini diesempurnakan menjadi Lawson Bicyclette yang dianggap sebagai desain sepeda yang paling akurat.


Tahun 1880


Dicycle (regular style)
Yang paling populer adalah yang didesain oleh E.C.F. Otto ketika jenis sepeda beroda besar (ordinary cycle) banyak dikenal orang pada tahun 1880. Pada prinsipnya, sepeda ini dktopang oleh roda besar di kanan-kiri yang digerakkan masing-masing oleh roda kecil dan pedal. Dengan sistem semacam ini, dengan menahan salah satu pedal, dicycle mampu berbelok dengan halus. Dibanding jenis ordinary cycle yang lain, dicycle ini menempatkan pengendara tidak lagi di atas ketinggian roda, melainkan lebih rendah di posisi tengah roda demi menambah stabilitas dan keamanan berkendara.


Tahun 1885


Rover

Dirancang oleh John Kemp Starley, kemenakan dari James Starley (pendesain sepeda Ariel dan Salvo), dengan menerapkan ukuran dua roda yang sama besarnya. Desain sepeda ini memenuhi permintaan masyarakat akan sepeda yang mampu melaju cepat, ringan dan sesuai untuk balap sepeda. Untuk itu Starley menempatkan posisi sadel, kemudi dan cranks dalam posisi yang sama dengan desain sepeda modern seperti sekarang (safety cycle). Dua-tiga tahun setelah kemunculan Rover, muncullah upaya-upaya dari berbagai pihak untuk mengembangkan desain komponen seperti gir, rantai, sadel dan lain-lain agar makin mendukung kenyamanan bersepeda.


Tahun 1887


1887
Pneumatic-tired Safety Cycle
Menandai untuk pertama kalinya penggunaan ban karet isi udara. Penciptanya adalah seorang dokter hewan dari Skotlandia bernama John Boyd Dunlop pada tahun 1887, ketika ia berusaha membuat sepeda roda tiga yang nyaman dikendarai di jalan kasar untuk anaknya. Penggunaan ban pneumatik makin populer seiring dengan perkembangan industri dari waktu ke waktu.


Tahun 1890


Domestic Ordinary Bicycle

Dibuat khusus pula di Jepang tahun 1890 sebagai pengembangan jenis ordinary cycle yang disesuaikan dengan postur fisik orang Jepang. Produk ini dibuat di wilayah Kansai semasa kekuasaan Meiji. Karena dibuat dengan keahlian yang tinggi, misalnya roda yang sengaja diperhalus dengan teknik lacquered dan dibuat dengan melibatkan perajin unggulan dari istana, seperti roda besar ini kini menjadi aset penting untuk museum dan para kolektor.


Tahun 1892


Domestic Safety Bicycle

Diproduksi di pabrik senapan Miyata tahun 1892 oleh Eisuke Miyata. Miyata yang ahli membuat senapan saat itu meragukan prospek usaha senjatanya. Apalagi ketika ia didatangi pelanggan yang menginginkannya mendesain sepeda safety cycle dengan memanfaatkan rangka dan pipa besi yang sebelumnya digunakan sebagai bahan dasar pistol. Akhirnya ia beralih memproduksi sepeda. Dengan bekal alat produksi di pabrik senjata miliknya ia kemudian membuat seluruh komponen sepeda (kecuali roda).


Tahun 1893


1893
Folding Bike
Pertama kali didesain oleh Michael B. Ryan di Amerika. Patennya tercatat pada 26 Desember 1893. Tujuannya agar mudah disimpan ketika tidak dikendarai. Dalam perkembangannya, sepeda lipat banyak dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan modern karena kepraktisan dan efisiensi ruang. Desainnya pun banyak penyempurnaan, khususnya pada teknik pelipatan.


Tahun 1920


1920
Kid’s Bike
Diluncurkan seusai Perang Dunia I (1920) oleh beberapa pabrikan, misalnya Mead, Sears Roebuck dan Montgomery Ward. Desainnya dikembangkan dari bentuk sepeda motor untuk menarik minat anak-anak. Dengan desain itu, anak-anak merasa seperti mengendarai sepeda motor. Dalam perkembangannya bentuk sepeda semacam ini mengalami penyederhanaan dan efisiensi.


Tahun 1928


Fuji Hao

Diluncurkan tahun 1928 oleh Hisajirou Okazaki, perintis perusahaan Nichibei Shoten. Okazaki awalnya mendapatkan izin untuk mengurus produksi sepeda Rudge buatan Inggris. Sepeda ini tidak saja dikenal karena merupakan buah persahabatan Jepang-Inggris, tapi juga karena ukuran ban 26 inci buatan Inggris yang lebih sesuai dengan postur fisik orang Jepang dibanding roda buatan Amerika yang berukuran 28 inci.


Tahun 1947


Mitsubishi Jujigo

Merupakan sepeda buatan Jepang setelah Perang Dunia II. Jujigo diproduksi oleh industri pesawat terbang dengan inovasi berupa rangka yang terbuat dari duralumin setebal 2 mm dan sistem sambungan. Bentuknya terinspirasi dari sepeda buatan Inggris yang kemudian dimodifikasi untuk kenyamanan berolahraga dan balap sepeda.


Tahun 1948


Everest Racer

Merupakan pengembangan dari desain sepeda balap yang telah ada sebelum Perang Dunia II. Oleh Jepang, jenis sepeda ini diproduksi massal dan diluncurkan tahun 1948 saat balap sepeda pertama diadakan di stadion Kokura.


Tahun 1956


Smart Lady

Merupakan sepeda yang dirancang khusus untuk pengendara wanita. Sepeda ini sangat populer sebagai sepeda pertama yang bisa dibeli secara cicilan di Jepang, sebab ketika itu harga sepeda sekitar 10 ribu yen dan hanya terjangkau oleh kalangan atas. Dengan pembayaran secara cicilan, sepeda ini menjadi laku di pasar.


Tahun 1960


1960
Low-rider Bike
Dipopulerkan pada tahun 1960-an oleh gerakan low-rider yang pada mulanya cenderung memodifikasi style mobil dan motor. Mobil tidak murah bagi para pemuda kreatif waktu itu sehingga mereka mengarahkan perhatian ke bentuk sepeda. Tahun 1964, modifikasi George Barris terhadap sepeda Schwinn untuk film seri televisi The Munsters dinilai sebagai bentuk awal jenis low-rider. Oleh kelompok pemuda East Los Angeles Chicanos, modifikasi dilanjutkan dengan lebih melengkungkan rangka dan memendekkan proporsinya.


Tahun 1962


1962
Moulton Folding Bike
Memberikan inspirasi inovasi desain sepeda lipat tahun-tahun berikutnya. Dibuat pada tahun 1962 oleh Moulton Bicycle, sepeda lipat ini menarik minat banyak orang melalui rodanya yang kecil. Sebelumnya sepeda lipat beroda kecil sudah dibuat oleh Perancis dan militer Inggris di masa Perang Dunia II, namun kurang populer karena kuatnya dominasi mobil dan sepeda motor.


Tahun 1963


1963
Stingray
Merupakan sepeda jenis cruiser yang dikenalkan pertama kali oleh Schwinn, perusahaan sepeda dari Chicago. Sepeda jenis ini dianggap cikal bakal sepeda jenis BMX (bicycle-motocross) dan low-rider. Bentuk awal sadel Stingray adalah seperti pisang, dengan setang kemudi yang tinggi. Stingray terinspirasi dari bentuk dragster, salah satu merek motor yang populer pada saat itu.


Tahun 1965


Mini Bicycle

Di produksi di Jepang tahun 1965 akibat pengaruh sepeda merek Moulton buatan Inggris. Inovasi desain sepeda ini adalah bentuknya yang kecil untuk memenuhi kebutuhan serba praktis para penggunanya. Selain itu, kelebihan sepeda jenis ini adalah harganya yang terjangkau dan mudah dikendarai oleh laki-laki dan perempuan. Awalnya besaran roda adalah 16 inci dan 18 inci, namun seiring dengan perkembangan medan jalan raya di Jepang, roda yang digunakan menjadi 20 inci, 22 inci dan akhirnya 24 inci.


Tahun 1970


1970
Bicycle Motocross (BMX)
Diperkenalkan kepada publik pada tahun 1970 ketika anak-anak mulai menggemari bersepeda di alam bebas di sebelah selatan California. Anak-anak terinspirasi dari kepopuleran olahraga motocross waktu itu. Sosok BMX berawal dari sosok Stingray buatan Schwinn dengan penyesuaian di beberapa elemen agar mampu menghadapi medan terjal. Dalam perkembangannya kini, BMX banyak diminati oleh para pemuda untuk medan perkotaan, hingga memunculkan subjenis BMX baru seperti BMX freestyle, racing, dirt jump dan sebagainya.


Tahun 1977


1977
Mountain Bike
Dikenal juga dengan nama all terrain bike tercatat dikperkenalkan pertama kali tahun 1977 dari hasil kerjasama antara Joe Breeze, Otis Guy dan Gary Fisher di California. Sepeda gunung memiliki ciri rangka yang ringan, memanfaatkan suspensi berperedam kejut dan ban dengan kembangan yang mencengkeram tanah. Dalam perkembangannya terdapat beberapa subjenis sepeda gunung, yakni downhill (DH) untuk medan yang sangat ekstrem, cross-country (XC) untuk medan ekstrem menengah dan all-mountain (AM) untuk berbagai kondisi jelajah.

Referensi :
- http://cycle-info.bpaj.or.jp/english/learn/chistory.html
- http://cycle-info.bpaj.or.jp/english/learn/bcc02.html
- Dudy Wiyancoko, Desain Sepeda Indonesia, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta, 2010

Followers

 

Bicycle Story. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Belajar Blog Bisnis Online